Finally,
I can access this website, after 4 years I forgot what exactly the password is,
heheh!
Dan
sekarang saya mau sharing pengalaman saya ikut TPA BAPPENAS...:D
Menurut
saya test TPA bisa diartikan sebagai Test Paling Aneh, hehehe. Kenapa saya
bilang paling aneh? Yups, karena test ini merupakan satu2nya test yang hasilnya
gag bisa diprediksi sama sekali. Dan jujur...dari lubuk paling hati yang
terdalam, saya sendiri tidak setuju test TPA ini dijadikan syarat utama untuk
melanjutkan studi yang lebih tinggi. Saya sebelum ikut test ini bertemu dengan
salah seorang dokter senior yang udah 4 kali ikut test TPA demi bisa maju
seminar proposal. Padahal dokter tersebut udah teramat sangat ahli dan “gagal”
gara2 gag lolos TPA! So, test TPA ini boleh dibilang test yang gag fair...coz
mengukur kecerdasan hanya dari kecepatan.
Bagi
para pejuang TPA Bappenas, berikut merupakan tips yang bisa saya berikan:
1. Ikut
Bimbingan
Saya waktu itu punya 2 minggu belajar sebelum test
pada tanggal 23 November 2013 di MAKSI FEB UGM. Dari tanggal 11-15 November
saya meminta temen saya ngajari saya private test TPA. Kalau kalian berada di
daerah Yogyakarta dan sekitarnya, I recommend you to contact Prastowo (MEP FEB
UGM). He is very good in teaching TPA Bappenas dan PAP’s UGM. Ikut bimbingan
TPA itu berguna untuk memahami cara cepat dalam mengerjakan math di sub test
II.
2. Ikut
Test di MAKSI FEB UGM
Saya
memang alumni FEB UGM, tapi saya menyarankan ambil test di MAKSI FEB UGM karena
beberapa hari sebelum test berlangsung, MAKSI akan memberikan pelatihan (gretongan)
1 hari. Nah, dipelatihan tersebut nanti akan diajarkan teknik cepat subtest II
dan diberikan materi untuk subtest 1. Boleh dikatakan materi sub test 1 yang
diberikan MAKSI hampir sama dengan test yang sebeneranya. Alhamdulillah,
subtest 1 saya dapat point 72 lebih! So bukan karena saya promosi almamater
saya. Jadi, pelatihan 1 hari TPA Maksi plus Private les ibaratnya merupakan dua
sisi mata uang and very2 important.
3. Banyak
Berdoa dan Sholat Tahajud
Ya...walaupun
saya gag setuju dengan test ini, tapi pada akirnya saya juga harus ikut, hehe.
I don’t have any choice. I am forced to do so. Ya, saya Cuma bisa berdoa sama
Allah Yang Maha Pintar semoga bisa diberi pencerahan. Saya waktu itu berdoa,
semoga nilainya tembus 600 eventhough this is my very first time join this
test. Selain itu, instructor pelatihan TPA yang merupakan salah satu dosen saya
(namanya Pak Samsubar Saleh) menasehati test takers untuk sholat tahajud
sebelum test. Ya saya hanya mengikuti saran beliau saja.
Dan
Alhamdulillah, saya waktu itu mendapat soal reading comprehension yang
mudah....bahkan saya bisa jawab tanpa harus membaca, heheh. Thanks God, I got
more than what I expected! Dan dapat urutan no.4 tertinggi adalah bonus! Heheh.
4. Maksimalkan
Potensi
Yupppsss,
kita harus bisa menilai dimanakah kelebihan kita...apakah di hapalan, hitungan
atau nalar. Alhamdulillah, Allah Yang Maha Baik kasih saya kelebihan dalam hal
menghapal. It’s quite easy to memorize many words in few minutes. Jadi saya di
test TPA ini sangat mengandalkan bagian subtest 1 dan subtest 3.
5. Jangan
Tekun
Waktu
pelatihan tersebut, Pak Samsubar mengkhawatirkan test takers terkait dengan sub
test 2 dimana kebanyakan peserta tidak bisa menyelesaikan karena “rasa ingin tau”
nya yang besar. Ya, saya di hari H test memang melakukan kesalahan fatal. Rasa
penasaran saya terhadap hitung2an tiba2 muncul dibagian pertama dari subtest
2...dan saya tidak sadar sudah 30 menit berlalu. FYI, bagian pertama subtest 2
merupakan bagian tersulit. Ah, seandainya saya mengikuti saran Pak
Samsubar...mungkin hasilnya lebih baik. It’s quite easy to do on other part from
subtest 2! Akibatnya, setengah dari subtest 2 saya ngisi ngawur. Hiks.
6. Menebak dan Menembak
Klo waktu mengerjakan tinggal 10 menit, nah langsung aja "menembak" jawaban. Jadi, misal, ada sekitar 50 soal belum terjawab...nah isi 50 soal tersebut dengan menembak option "B" semua...Jangan zigzag "A", "B", "C" dan "D" karena dikuatirkan jawabannya salah banyak...klo kita fokus ke "B" aja, maka dari 50 soal, bisa jadi 25 soal terjawab benar. Makanya, kita perlu solat tahajud dulu untuk menentukan opsi tembak tersebu, biar diberi petunjuk sama Allah. Jangan pergi ke dukun...yang ada jawaban bener, tapi masuk neraka. Naudzubillah.
Kalo dulu saya udah punya rencana nembak "B"...lalu saya solat biar dapat petunjuk. Lalu, sehari sebelum ujian saya tanyakan ke Prastowo (guru TPA) dan ternyata dia juga dulu nembak "B". Yap, hari H nya saya memantabkan diri untuk mengeluarkan amunisi tembakan "B". Heheheh.
7. Minta
Restu dan Ridha Ortu
Naah minta restu juga perlu. Mohon maaf ama Bapak, ibu, camer, dan mertua, gag usah nunggu lebaran. So, mintalah restu tiap hari kalo perlu. Kan ridhonya
Allah ridhonya Ortu (termasuk camer). Heheh.
Ya, mungkin itu sahaja yang bisa saya sharingkan. Selamat berjuang dan semoga sukses! Ameen.