Sabtu, 17 Mei 2014

Memaknai sebuah Makna

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.
Yaitu orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa. 
Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan dunia dan di akhirat. 
Tidak ada perubahan bagi janji-janji Allah.
Demikianlah kemenangan yang agung. 
QS. Yunus: 62-64

Manusia hanya berencana. Allah yang memutuskan. 
Allah-lah yang memegang waktu...karenanya manusia tidak mampu untuk memutar waktu ke masa silam, walaupun hanya sedetik. 
Dan kata-kata "sekiranya...seandainya...jika saja" mungkin hanya akan menyesakkan hati dan fikiran.
Maka, sudah sepatutnyalah manusia sebagai hamba harus selalu kembali kepada-Nya...memohon petunjuk ke jalan cahaya.

Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah
QS. Al-A'raf:128.

Semoga Allah merahmatimu...Ameen




Minggu, 08 Desember 2013

TIPS Test Potensi Akademik Bappenas

Finally, I can access this website, after 4 years I forgot what exactly the password is, heheh!
Dan sekarang saya mau sharing pengalaman saya ikut TPA BAPPENAS...:D

Menurut saya test TPA bisa diartikan sebagai Test Paling Aneh, hehehe. Kenapa saya bilang paling aneh? Yups, karena test ini merupakan satu2nya test yang hasilnya gag bisa diprediksi sama sekali. Dan jujur...dari lubuk paling hati yang terdalam, saya sendiri tidak setuju test TPA ini dijadikan syarat utama untuk melanjutkan studi yang lebih tinggi. Saya sebelum ikut test ini bertemu dengan salah seorang dokter senior yang udah 4 kali ikut test TPA demi bisa maju seminar proposal. Padahal dokter tersebut udah teramat sangat ahli dan “gagal” gara2 gag lolos TPA! So, test TPA ini boleh dibilang test yang gag fair...coz mengukur kecerdasan hanya dari kecepatan.

Bagi para pejuang TPA Bappenas, berikut merupakan tips yang bisa saya berikan:

1.    Ikut Bimbingan
Saya waktu itu punya 2 minggu belajar sebelum test pada tanggal 23 November 2013 di MAKSI FEB UGM. Dari tanggal 11-15 November saya meminta temen saya ngajari saya private test TPA. Kalau kalian berada di daerah Yogyakarta dan sekitarnya, I recommend you to contact Prastowo (MEP FEB UGM). He is very good in teaching TPA Bappenas dan PAP’s UGM. Ikut bimbingan TPA itu berguna untuk memahami cara cepat dalam mengerjakan math di sub test II.

2.    Ikut Test di MAKSI FEB UGM
Saya memang alumni FEB UGM, tapi saya menyarankan ambil test di MAKSI FEB UGM karena beberapa hari sebelum test berlangsung, MAKSI akan memberikan pelatihan (gretongan) 1 hari. Nah, dipelatihan tersebut nanti akan diajarkan teknik cepat subtest II dan diberikan materi untuk subtest 1. Boleh dikatakan materi sub test 1 yang diberikan MAKSI hampir sama dengan test yang sebeneranya. Alhamdulillah, subtest 1 saya dapat point 72 lebih! So bukan karena saya promosi almamater saya. Jadi, pelatihan 1 hari TPA Maksi plus Private les ibaratnya merupakan dua sisi mata uang and very2 important.

3.   Banyak Berdoa dan Sholat Tahajud
Ya...walaupun saya gag setuju dengan test ini, tapi pada akirnya saya juga harus ikut, hehe. I don’t have any choice. I am forced to do so. Ya, saya Cuma bisa berdoa sama Allah Yang Maha Pintar semoga bisa diberi pencerahan. Saya waktu itu berdoa, semoga nilainya tembus 600 eventhough this is my very first time join this test. Selain itu, instructor pelatihan TPA yang merupakan salah satu dosen saya (namanya Pak Samsubar Saleh) menasehati test takers untuk sholat tahajud sebelum test. Ya saya hanya mengikuti saran beliau saja.
Dan Alhamdulillah, saya waktu itu mendapat soal reading comprehension yang mudah....bahkan saya bisa jawab tanpa harus membaca, heheh. Thanks God, I got more than what I expected! Dan dapat urutan no.4 tertinggi adalah bonus! Heheh.

4.    Maksimalkan Potensi
Yupppsss, kita harus bisa menilai dimanakah kelebihan kita...apakah di hapalan, hitungan atau nalar. Alhamdulillah, Allah Yang Maha Baik kasih saya kelebihan dalam hal menghapal. It’s quite easy to memorize many words in few minutes. Jadi saya di test TPA ini sangat mengandalkan bagian subtest 1 dan subtest 3.

5.   Jangan Tekun
Waktu pelatihan tersebut, Pak Samsubar mengkhawatirkan test takers terkait dengan sub test 2 dimana kebanyakan peserta tidak bisa menyelesaikan karena “rasa ingin tau” nya yang besar. Ya, saya di hari H test memang melakukan kesalahan fatal. Rasa penasaran saya terhadap hitung2an tiba2 muncul dibagian pertama dari subtest 2...dan saya tidak sadar sudah 30 menit berlalu. FYI, bagian pertama subtest 2 merupakan bagian tersulit. Ah, seandainya saya mengikuti saran Pak Samsubar...mungkin hasilnya lebih baik. It’s quite easy to do on other part from subtest 2! Akibatnya, setengah dari subtest 2 saya ngisi ngawur. Hiks.

6.    Menebak dan Menembak
   Klo waktu mengerjakan tinggal 10 menit, nah langsung aja "menembak" jawaban. Jadi, misal, ada sekitar 50 soal belum terjawab...nah isi 50 soal tersebut dengan menembak option "B" semua...Jangan zigzag "A", "B", "C" dan "D" karena dikuatirkan jawabannya salah banyak...klo kita fokus ke "B" aja, maka dari 50 soal, bisa jadi 25 soal terjawab benar. Makanya, kita perlu solat tahajud dulu untuk menentukan opsi tembak tersebu, biar diberi petunjuk sama Allah. Jangan pergi ke dukun...yang ada jawaban bener, tapi masuk neraka. Naudzubillah
    Kalo dulu saya udah punya rencana nembak "B"...lalu saya solat biar dapat petunjuk. Lalu, sehari sebelum ujian saya tanyakan ke Prastowo (guru TPA) dan ternyata dia juga dulu nembak "B". Yap, hari H nya saya memantabkan diri untuk mengeluarkan amunisi tembakan "B". Heheheh.

7.    Minta Restu dan Ridha Ortu
Naah minta restu juga perlu. Mohon maaf ama Bapak, ibu, camer, dan mertua, gag usah nunggu lebaran. So, mintalah restu tiap hari kalo perlu. Kan ridhonya Allah ridhonya Ortu (termasuk camer). Heheh.



Ya, mungkin itu sahaja yang bisa saya sharingkan. Selamat berjuang dan semoga sukses! Ameen.

Minggu, 23 Agustus 2009

pak dibyo prabowo; dosen yang sebenar2 dosen...(mengenang sebuah kenangan)

Kabar itu saia dengar di sore hari rabu (19/09) dari Bu Linda saat saia mau "kukut2".
"Mb, kenal pak dibyo prabowo?" tanya bu linda kepada saia
"iya, kenal bu. Memang ada apa?" saia bertanya balik
"pak dibyo meninggal...padahal dia orang baik...sama siapa saja baik..."
"ha???memang sakit apa?" spontan saia terkejut
"tadi istrinya telpon, katanya sakit jantung" bu linda menjelaskan
lalu mengalirlah cerita2 masa lalu mengenang pak dibyo antara saia dengan bu linda...

Walaupun saia bukan asistennya, tapi secara pribadi, saia pernah beberapa kali sowan ke ruangannya pak dibyo (diluar konsultasi skripsi) untuk berdiskusi dan berkonsultasi.
Entah kenapa, saia merasa santai kalau saia sedang konsultasi dengan pak dibyo.Ada seorang temen yang mengatakan kepada saia tempo hari,"koyo ngomong karo simbahe dewe" .Mungkin pernyataan temen saia itu ada benarnya, sehingga saia tak segan bertanya hal2 sepele yang tidak saia ketahui sebelumnya. Karena, alasan itulah yang akhirnya memutuskan saia untuk memilih pak dibyo sebagai pembimbing skripsi saia diawal 2009. Namun, karena peraturan baru yang tidak mengizinkan dosen pensiun membimbing skrispsi, maka dipertengahan maret 2009, akhirnya saia dan seorang teman saia, dimek, diharuskan untuk mengundurkan diri. 

Banyak kenangan mengenai pak dibyo...yang mungkin bagi sebagian orang kenangan yang saia alami dianggap biasa2 saja, namun bagi saia tidak bisa dilupakan.Pernah suatu ketika saia bersama seorang teman, si hirtu (alias rusmi) bertandang ke kantornya pak dibyo di pertengahan tahun 2008. Saat itu tujuan kami adalah meminta wejangan dan masukan mengenai makalah yang akan dipresentasikan di sebuah kota bandeng juwana, semarang. Waktu itu, tak terasa lebih dari 40menit kami bertanya jawab. Ya, walaupun setelah presentasi kami mendapat urutan pertama dari belakang...T_T. Akhirnya saia+hirtu sms pak dibyo, yang isinya kurang lebih berbunyi:
"maaf pak dibyo, kami sudah mengecewakan bapak. kami kalah"
"gapapa, jangan sedih, next time will be better"

Di kesempatan lain, di pertengahan juli 2009.Waktu itu, sesuai jadwal yang sudah ditetapkan saia bersama Q2x mendatangi rumah pak dibyo malam2, sekitar jam 19an, dimana ketika itu pak dibyo baruuuuu saja tiba dirumah dari perjalannyannya ke Jakarta, bahkan belum sempat ganti baju. Tujuan kedatangan kita ke rumah pak dibyo "hanyalah" untuk meminta tanda tangan sebagai formalitas pengiriman makalah! Sungguh, saia yakin tidak setiap orang, apalagi orang penting, mau "dirusuhi" sama anak2 "ingusan" untuk sekedar minta tanda tangan. Beliau adalah seorang yang low profile dan sangat "gemati"!
Mungkin sudah suratan takdir dan mungkin menjadi yang terbaik, bapak harus pergi secepat ini...
ya...pak dibyo adalah salah satu dosen yang sebenar2 dosen yang pernah saia temui selama kuliah...
dan maaf jika dipenghujung waktu saia belum sempat untuk mengucapkan selamat tinggal...
selamat jalan pak "dady" Dibyo...T_T

Kamis, 14 Mei 2009

Sosok Boediono di mata mahasiswa itu...

Sosok pak Boediono bagi sebagian besar orang mungkin tidak banyak yang mengetahuinya. Memang secara pribadi saia tidak mengenal beliau, tapi 2 tahun yang lalu ketika saia semester 4, saia mengambil kelas perekonomian indonesia yang memang diampu oleh pak boed. Nah, tulisan ini saia buat sekedar untuk menjelaskan sosok lain Pak Boediono dan pendapat saia sebagai seorang mahasiswa yang pernah di ajar oleh beliau...

Saia memang sangat mengagumi beliau...karena kebersahajaanya dan pengabdian beliau kepada pendidikan. Ketika itu beliau sudah menjabat menko, tapi masih sempet2nya ngajar, ya kalo dilogika berapa seh gaji dosen? Setinggi2 gajinya dosen, masih lebih kecil ketimbang gaji seorang menko, ya boleh dibilang bagaikan bumi dan langit lah.
Beliau mengajar di hari Sabtu, dimana hari sabtu sebenarnya adalah hari libur tapi karena pak boed mungkin waktu luangnya hanya hari sabtu saja. Yah, secara dia waktu itu juga masih menjabat sebagai menko, ya otomatis kita yang mengikuti jadwal beliau.
Jika ada yang bilang “Pak Boed itu banyak bekerja tapi engga banyak bicara” itu adalah benar. Pak boed selalu mendidik dengan contoh. Bisa dilihat dari Pak Boed yang benar2 menghargai waktu. Beliau selalu datang tepat waktu, jam 12.45 teng!!!Pernah suatu ketika saia datang jam 12.50 dan pak boed sedang mematikan komputer di kelas sembari menunggu mahasiswa datang...zingggg....!!! Beliau itu sangat "nguwongke" (menghormati perasaan ) ketika ada yang telat 15 menit; dengan senyum dan santunnya beliau berkata kepadanya “tolong besok datang tepat waktu ya”
Dilihat dari penampilannya beliau adalah sosok yang sangat sederhana sekali+teramat sangat low profile banget. Kalo saia “analisis” baju yang beliau pake mungkin ya yang biasa dipake kebanyakan orang; dan engga pernah sekalipun beliau memakai pakaian ber-merek misal POLO yang menjadi favorit pakaian para dosen. Physicaly he is good looking (gag penting banget ya, hehe). Kebetulan, saia selalu mengambil posisi duduk paling strategis dan paling depan, jarak tempat duduk dengan pak Boed berdiri mungkin hanya sekitar ½ meter, jadi saia bisa melihat dengan jelas pak boed, hehe...
Suara pak boed ketika mengajar boleh dikata sangat teratur dan lembut. Mungkin karena saking lembutnya pernah ada seorang mahasiswa yang tidur ketika beliau mengajar, dan pak Boed engga marah, tapi pak boed malah hanya senyum saja melihat mahasiswa tersebut. Selama 1.5jam, Pak Boed mengajar selalu berdiri dan tidak pernah duduk! Ya karena alasan itu juga saia selalu “ngecim” tempat duduk paling strategis itu, hehehe. Pernah suatu ketika pak boed belum datang, saia memindah tas teman (yang baru keluar kelas) agar tetep bisa menduduki tempat duduk itu, haha...Pokoknya saia selalu ambil tempat duduk yang paling dekat dengan tempat berdirinya pak Boed, :D
Beliau dalah seorang yang sangat menghargai pertanyaan (ya walaupun yang bertanya hanya 1-2 orang saja) dan engga menanggap "cemen" pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa. Setiap pertanyaan selalu dijawab dengan jawaban yang santun dan diplomatis. Pernah suatu ketika saia bertanya dimana saia waktu itu mengungkapkan ketidak setujuan saia atas pendapat beliau, dan hebatnya beliau menjawab dengan singkat, padat, jelas yang membuat pola berpikir saia berubah dan mendadak speechless.
Tutur bicaranya sangat sopan tidak pernah sekalipun beliau menjelek2an kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang lalu maupun yang sedang berjalan. Beliau juga sering memberikan “petuah”, ajaran moral dan pemikiran mengenai bagaimana cara membangun negara, yakni Beliau selalu menekankan pentingnya untuk menjadi seorang negarawan dan teknokrat yang profesional, yang saia yakin sedikit banyak juga didasarkan pada pemahaman beliau mengenai agama. Dari penekanan itulah saia (dan temen2 yang lain) kemudian menyadari bahwa menjadi seorang policymaker itu teramat sangat susah sekali.
Tuduhan beliau adalah antek IMF atau titipan asing saia pikir adalah hal yang keliru, karena tidak pernah sekalipun beliau mengajarkan untuk memperpanjang utang kepada IMF...wallahu’alam...
Hal yang saia selalu ingat adalah Pak Boed seorang yang inspiring banget. Pernah saia meminta ijin untuk menulis mengenai isi kuliah beliau dalam sebuah artikel untuk pertama kali yang saia tujukan untuk di publish di media, dan alhamdulilah langsung di publish di koran, :d
Dilihat dari segi profesional, Beliau adalah seorang yang (bagi saia sebagai mahasiswa ) menuntut profesionalitas, totalitas dan cenderung perfeksionis. Hal ini dilihat dari perbandingan jumlah mahasiswa kelas Perekonomian Indonesia yang diampu oleh dosen lain yang mencapai 50-60 mahasiswa, kelas pak boed boleh dikata sepi peminat, hanya sekitar 15-20an. Ya, hal itu wajar saja karena pak boed memiliki standar nilai yang cukup tinggi, dari nilai A hingga F tersebar, dan sebaliknya dengan kelas lainnya yang nilai A/A- melimpah.
Terlepas dari pro-kontra pak boed dicalonkan sebagai wapres, Saia dalam hal ini hanya ingin meluruskan berita yang menyatakan bahwa pak boed adalah antek IMF dan segala pemikiran keliru hingga mendemo menolak pencalonan pak boed sebagai wapres. Beliau adalah seorang yang santun dan baik. Tidak ada yang salah dalam diri pak boed dan engga ada hubungannya hingga harus didemo karena ditunjuk sebagai cawapres. Jangan nge-judge seseorang dari hasil "katanya" tapi nilailah seseorang dari bagaimana dia bersikap dan bertutur kata...:)
Terakir, dengan segala hormat teruntuk Pak Boediono saia ingin mengatakan bahwa saia 1000% mendukung indonesia ber-Boedi!!!go...go...go...Indonesia!!!