Minggu, 23 Agustus 2009

pak dibyo prabowo; dosen yang sebenar2 dosen...(mengenang sebuah kenangan)

Kabar itu saia dengar di sore hari rabu (19/09) dari Bu Linda saat saia mau "kukut2".
"Mb, kenal pak dibyo prabowo?" tanya bu linda kepada saia
"iya, kenal bu. Memang ada apa?" saia bertanya balik
"pak dibyo meninggal...padahal dia orang baik...sama siapa saja baik..."
"ha???memang sakit apa?" spontan saia terkejut
"tadi istrinya telpon, katanya sakit jantung" bu linda menjelaskan
lalu mengalirlah cerita2 masa lalu mengenang pak dibyo antara saia dengan bu linda...

Walaupun saia bukan asistennya, tapi secara pribadi, saia pernah beberapa kali sowan ke ruangannya pak dibyo (diluar konsultasi skripsi) untuk berdiskusi dan berkonsultasi.
Entah kenapa, saia merasa santai kalau saia sedang konsultasi dengan pak dibyo.Ada seorang temen yang mengatakan kepada saia tempo hari,"koyo ngomong karo simbahe dewe" .Mungkin pernyataan temen saia itu ada benarnya, sehingga saia tak segan bertanya hal2 sepele yang tidak saia ketahui sebelumnya. Karena, alasan itulah yang akhirnya memutuskan saia untuk memilih pak dibyo sebagai pembimbing skripsi saia diawal 2009. Namun, karena peraturan baru yang tidak mengizinkan dosen pensiun membimbing skrispsi, maka dipertengahan maret 2009, akhirnya saia dan seorang teman saia, dimek, diharuskan untuk mengundurkan diri. 

Banyak kenangan mengenai pak dibyo...yang mungkin bagi sebagian orang kenangan yang saia alami dianggap biasa2 saja, namun bagi saia tidak bisa dilupakan.Pernah suatu ketika saia bersama seorang teman, si hirtu (alias rusmi) bertandang ke kantornya pak dibyo di pertengahan tahun 2008. Saat itu tujuan kami adalah meminta wejangan dan masukan mengenai makalah yang akan dipresentasikan di sebuah kota bandeng juwana, semarang. Waktu itu, tak terasa lebih dari 40menit kami bertanya jawab. Ya, walaupun setelah presentasi kami mendapat urutan pertama dari belakang...T_T. Akhirnya saia+hirtu sms pak dibyo, yang isinya kurang lebih berbunyi:
"maaf pak dibyo, kami sudah mengecewakan bapak. kami kalah"
"gapapa, jangan sedih, next time will be better"

Di kesempatan lain, di pertengahan juli 2009.Waktu itu, sesuai jadwal yang sudah ditetapkan saia bersama Q2x mendatangi rumah pak dibyo malam2, sekitar jam 19an, dimana ketika itu pak dibyo baruuuuu saja tiba dirumah dari perjalannyannya ke Jakarta, bahkan belum sempat ganti baju. Tujuan kedatangan kita ke rumah pak dibyo "hanyalah" untuk meminta tanda tangan sebagai formalitas pengiriman makalah! Sungguh, saia yakin tidak setiap orang, apalagi orang penting, mau "dirusuhi" sama anak2 "ingusan" untuk sekedar minta tanda tangan. Beliau adalah seorang yang low profile dan sangat "gemati"!
Mungkin sudah suratan takdir dan mungkin menjadi yang terbaik, bapak harus pergi secepat ini...
ya...pak dibyo adalah salah satu dosen yang sebenar2 dosen yang pernah saia temui selama kuliah...
dan maaf jika dipenghujung waktu saia belum sempat untuk mengucapkan selamat tinggal...
selamat jalan pak "dady" Dibyo...T_T

Kamis, 14 Mei 2009

Sosok Boediono di mata mahasiswa itu...

Sosok pak Boediono bagi sebagian besar orang mungkin tidak banyak yang mengetahuinya. Memang secara pribadi saia tidak mengenal beliau, tapi 2 tahun yang lalu ketika saia semester 4, saia mengambil kelas perekonomian indonesia yang memang diampu oleh pak boed. Nah, tulisan ini saia buat sekedar untuk menjelaskan sosok lain Pak Boediono dan pendapat saia sebagai seorang mahasiswa yang pernah di ajar oleh beliau...

Saia memang sangat mengagumi beliau...karena kebersahajaanya dan pengabdian beliau kepada pendidikan. Ketika itu beliau sudah menjabat menko, tapi masih sempet2nya ngajar, ya kalo dilogika berapa seh gaji dosen? Setinggi2 gajinya dosen, masih lebih kecil ketimbang gaji seorang menko, ya boleh dibilang bagaikan bumi dan langit lah.
Beliau mengajar di hari Sabtu, dimana hari sabtu sebenarnya adalah hari libur tapi karena pak boed mungkin waktu luangnya hanya hari sabtu saja. Yah, secara dia waktu itu juga masih menjabat sebagai menko, ya otomatis kita yang mengikuti jadwal beliau.
Jika ada yang bilang “Pak Boed itu banyak bekerja tapi engga banyak bicara” itu adalah benar. Pak boed selalu mendidik dengan contoh. Bisa dilihat dari Pak Boed yang benar2 menghargai waktu. Beliau selalu datang tepat waktu, jam 12.45 teng!!!Pernah suatu ketika saia datang jam 12.50 dan pak boed sedang mematikan komputer di kelas sembari menunggu mahasiswa datang...zingggg....!!! Beliau itu sangat "nguwongke" (menghormati perasaan ) ketika ada yang telat 15 menit; dengan senyum dan santunnya beliau berkata kepadanya “tolong besok datang tepat waktu ya”
Dilihat dari penampilannya beliau adalah sosok yang sangat sederhana sekali+teramat sangat low profile banget. Kalo saia “analisis” baju yang beliau pake mungkin ya yang biasa dipake kebanyakan orang; dan engga pernah sekalipun beliau memakai pakaian ber-merek misal POLO yang menjadi favorit pakaian para dosen. Physicaly he is good looking (gag penting banget ya, hehe). Kebetulan, saia selalu mengambil posisi duduk paling strategis dan paling depan, jarak tempat duduk dengan pak Boed berdiri mungkin hanya sekitar ½ meter, jadi saia bisa melihat dengan jelas pak boed, hehe...
Suara pak boed ketika mengajar boleh dikata sangat teratur dan lembut. Mungkin karena saking lembutnya pernah ada seorang mahasiswa yang tidur ketika beliau mengajar, dan pak Boed engga marah, tapi pak boed malah hanya senyum saja melihat mahasiswa tersebut. Selama 1.5jam, Pak Boed mengajar selalu berdiri dan tidak pernah duduk! Ya karena alasan itu juga saia selalu “ngecim” tempat duduk paling strategis itu, hehehe. Pernah suatu ketika pak boed belum datang, saia memindah tas teman (yang baru keluar kelas) agar tetep bisa menduduki tempat duduk itu, haha...Pokoknya saia selalu ambil tempat duduk yang paling dekat dengan tempat berdirinya pak Boed, :D
Beliau dalah seorang yang sangat menghargai pertanyaan (ya walaupun yang bertanya hanya 1-2 orang saja) dan engga menanggap "cemen" pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa. Setiap pertanyaan selalu dijawab dengan jawaban yang santun dan diplomatis. Pernah suatu ketika saia bertanya dimana saia waktu itu mengungkapkan ketidak setujuan saia atas pendapat beliau, dan hebatnya beliau menjawab dengan singkat, padat, jelas yang membuat pola berpikir saia berubah dan mendadak speechless.
Tutur bicaranya sangat sopan tidak pernah sekalipun beliau menjelek2an kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang lalu maupun yang sedang berjalan. Beliau juga sering memberikan “petuah”, ajaran moral dan pemikiran mengenai bagaimana cara membangun negara, yakni Beliau selalu menekankan pentingnya untuk menjadi seorang negarawan dan teknokrat yang profesional, yang saia yakin sedikit banyak juga didasarkan pada pemahaman beliau mengenai agama. Dari penekanan itulah saia (dan temen2 yang lain) kemudian menyadari bahwa menjadi seorang policymaker itu teramat sangat susah sekali.
Tuduhan beliau adalah antek IMF atau titipan asing saia pikir adalah hal yang keliru, karena tidak pernah sekalipun beliau mengajarkan untuk memperpanjang utang kepada IMF...wallahu’alam...
Hal yang saia selalu ingat adalah Pak Boed seorang yang inspiring banget. Pernah saia meminta ijin untuk menulis mengenai isi kuliah beliau dalam sebuah artikel untuk pertama kali yang saia tujukan untuk di publish di media, dan alhamdulilah langsung di publish di koran, :d
Dilihat dari segi profesional, Beliau adalah seorang yang (bagi saia sebagai mahasiswa ) menuntut profesionalitas, totalitas dan cenderung perfeksionis. Hal ini dilihat dari perbandingan jumlah mahasiswa kelas Perekonomian Indonesia yang diampu oleh dosen lain yang mencapai 50-60 mahasiswa, kelas pak boed boleh dikata sepi peminat, hanya sekitar 15-20an. Ya, hal itu wajar saja karena pak boed memiliki standar nilai yang cukup tinggi, dari nilai A hingga F tersebar, dan sebaliknya dengan kelas lainnya yang nilai A/A- melimpah.
Terlepas dari pro-kontra pak boed dicalonkan sebagai wapres, Saia dalam hal ini hanya ingin meluruskan berita yang menyatakan bahwa pak boed adalah antek IMF dan segala pemikiran keliru hingga mendemo menolak pencalonan pak boed sebagai wapres. Beliau adalah seorang yang santun dan baik. Tidak ada yang salah dalam diri pak boed dan engga ada hubungannya hingga harus didemo karena ditunjuk sebagai cawapres. Jangan nge-judge seseorang dari hasil "katanya" tapi nilailah seseorang dari bagaimana dia bersikap dan bertutur kata...:)
Terakir, dengan segala hormat teruntuk Pak Boediono saia ingin mengatakan bahwa saia 1000% mendukung indonesia ber-Boedi!!!go...go...go...Indonesia!!!